Teman.
Halo teman-teman blogger!
Sudah lama ya saya tidak menulis.. ya saya rancang blog ini
sesuai mood saya. Jadi maaf-maaf saja kalau kadang suka lama updatenya ataupun
tata bahasanya masih belum enak dibaca ataupun sulit dipahami. Maklum, saya Cuma iseng-iseng menulis aja.. hehe 😃.
1. One of my bestfriend said, “aku gak perlu temen yang asik, gaul, seru, socmed pleasant. But, friend who wanna listen carefully to my whole story. And have the same way to think about that. In a good cynical way. Who can yell at my face and push me to be a better person. And don’t take it personal about the sarcastic words that we use. After all what I got? I got a new point of view to through the life better than before. Itu gunanya diskusi sama sahabat. Jangan Cuma selfie-selfie snapgram sana-sini just to share what we do. But actually they don’t share anything"
Anyway, kali ini saya mau cerita tentang pertemanan dan sahabat. Tapi
sebelumnya, saya minta maaf kalau tulisan saya kali ini jadi ngelantur
kemana-mana. Mungkin ada dari kalian bisa mengerti tentang tulisan ini. Tapi,
kalau kalian merasa tidak nyaman, bisa meninggalkan blog ini.
Teman itu penting kan? Mungkin ada yang bilang kalau teman itu
penting gak penting. Mungkin ada seseorang yang gak butuh teman di hidupnya
karena merasa dengan dia hidup sendiri ataupun hidup berdampingan dengan
orangtuanya pun sudah cukup bagi mereka. Berbeda dengan seseorang yang butuh
teman karena mereka menganggap teman dapat mengerti kebutuhan mereka dan bisa
sharing apapun dengan temannya karena mereka dapat mengerti apa yang kalian
rasakan dan menganggap orang tua bukan pilihan utama mereka kalau sedang
berkeluh kesah. Atau ada orang yang menganggap teman dan orang tua adalah
kebutuhan hidup yang tidak dapat dipilih salah satu, keduanya harus ada
kapanpun dan dimanapun.
Saya
baru saja menonton beberapa teleseri luar dan dalam negeri. Temanya ada yang ,cinta
drama dan crime. Maybe those of you know what kind of the teleseries is, right?
inti dari cerita mereka adalah masalah pertemanan dan keluarga. Hal yang sangat
dekat dengan kita. Kita setiap hari berada di dekat mereka. Kita setiap hari
bersosialisasi dengan mereka. Ya, karena kita manusia, makhluk social.
setidaknya kita harus bersosialisasi agar tetap hidup. Berkomunikasi adalah
salah satu cara kita agar tetap hidup disamping dengan makan dan minum. That’s
why we have to being socialize.
Saya termasuk orang yang menyukai hal-hal mengenai tentang social
dan kehidupan, lebih tepatnya memaknai kehidupan. I like to know more about how people’s change and why. It’s
kinda fun to explore more about it.
Teman-teman
saya saat ini sedang berada di fase mereka sedang bergejolak. Bergejolak dalam
hal apapun mungkin, termasuk saya. Setidaknya saya termasuk orang yang “normal”
karena mengalami hal tersebut. Ada beberapa dari teman saya yang berbicara
mengenai lingkar pertemanan mereka yang mulai bergejolak. Entah mengalami
perubahan, ataupun perubahan prinsip sehingga menyebabkan mereka sudah tidak
cocok lagi. Sampai-sampai walaupun kita berkomunikasi dengan banyak orang, kita
hanya dapat membuka diri ke beberapa orang saja yang benar-benar kita percaya.
Tapi,
saya pernah merasa hal tersebut adalah hal yang janggal. Karena, kenapa kita
harus bercerita sampai-sampai membuat rahasia ke teman-teman sekitar kita padahal
ya lingkup pertemanan kita itu-itu saja, jatuh kepada orang yang sama. Namun,
semakin saya besar dan dewasa, saya mengerti, mereka punya rahasia dan hal-hal
yang tidak sepantasnya diceritakan ke orang lain. Tapi, dulu saya menganggap
hal tersebut adalah hal yang konyol karena mengapa mereka (teman-teman) harus
membicarakan hal yang rahasia di depan orang lain yang justru akan memancing
pembicaraan baru dan malah membuat rahasia mereka menjadi terkuak kemana-mana. Tapi
ya lama-lama sayapun menyadari bahwa semua itu proses. Proses menuju dewasa dan
proses menuju pribadi yang lebih baik lagi.
Saya
punya beberapa thoughts dari teman-teman saya mengenai pertemanan. Saya akan
menuliskan kepada pembaca mengenai tulisan tersebut.
1. One of my bestfriend said, “aku gak perlu temen yang asik, gaul, seru, socmed pleasant. But, friend who wanna listen carefully to my whole story. And have the same way to think about that. In a good cynical way. Who can yell at my face and push me to be a better person. And don’t take it personal about the sarcastic words that we use. After all what I got? I got a new point of view to through the life better than before. Itu gunanya diskusi sama sahabat. Jangan Cuma selfie-selfie snapgram sana-sini just to share what we do. But actually they don’t share anything"
2. Just
my random thoughts. Beberapa hari ini saya ketemu sama beberapa teman kuliah. Ngobrol
sampai pagi. Dan focus pembicaraan kami adalah “real friend who will stand by u
until now”. Kayaknya hal tersebut adalah big issues diantara kita. Atau mungkin
kalian juga (?). entah hanya perasaan saya atau memang betulan iya. Diumur saya
yang bukan lagi belasan, lingkar pertemanan saya semakin kecil. Bukan berarti
saya/kita ansos. But time will reveal and filter all our friends sampai yang
tersisa hanya dihitung dengan jari. Bukan berarti dengan lingkar pertemanan
yang kecil, saya/anda merasa kesepian. Tapi, disinilah momen dimana kita sadar
bahwa siapa yang ada untuk kita sejauh ini. Susah dan senang. And makes me/us
wiser than before. Give the best appreciation for our bestfriend. Sometimes,
temen yang berani kritik/bicara keras ke kita adalah orang yang paling peduli
dibanding orang lain. Tapi, kebanyakan kita baper duluan dibanding mikir
duluan. Sometimes we need to don’t give a damn about everything that makes us
tired, makes us feel nobody else. Akan ada momen dimana mereka yang dulu merasa
sudah punya lingkat teman lebih asik akan sadar teman yang baik bukan sekedar
asik.
3. Friendsip in age 20’s be like; (a) entah
kenapa ada sebuah periode ketika teman-teman berkurang, hanya beberapa yang
bisa kamu pertahankan. Entah karena kesibukan, lantas hubungan merenggang atau
kesalahpahaman kecil yang tidak dituntaskan dan berujung jarak yang semakin
lebar. Bukan, bukan karena kamu tidak pandai me-maintain hubungan, tapi karena
memang hidup berdinamika, orang berubah, semua berubah. Mungkin memang saat
itulah kamu butuh orang-orang baru dalam hidupmu yang lebih cocok dengan kamu
yang sekarang; (b) circle mengecil. Semakin tua kamu akan merasa lelah untuk
mencoba fit dengan banyak orang, mengikuti mereka, mencoba hal-hal baru yang
orang lain suka, wes ra kober. Lebih nyaman
hidup jadi diri sendiri, dan akhirnya kita akan lebih banyak mencari yang
sesuai dengan kita daripada bersusah payah menyesuaikan orang lain yang sebenarnya
tidak cocok dengan kita; (c) ingin membangun intimasi lebih dalam ketika sudah
menemukan orang-orang yang cocok. Mungkin disini kita sudah belajar menghargai
kualitas daripada kuantitas. Berhubung dunia 20an, kita mulai dihadapkan pada
realita bahwa sejatinya manusia itu beragam dan banyak dari mereka yang penuh
tipu daya dan manipulative. Jadi ketika kita menemukan yang kita anggap baik
diantara yang buruk, usaha untuk mempertahankannya akan semakin kuat; (d) dan
terakhir entah hanya saya yang merasakan atau orang lain juga, tapi di usia ini
hidup rasanya semakin individualis. Pada akhirnya, kita hanya bisa benar-benar
percara pada diri sendiri, belajar jalan sendiri tanpa gandengan sama
teman-teman. Kalau ada teman syukur kalau nggak yasudah. Hidup terus berjalan, yak
an?
Ya,
begitulah kira-kira thoughts dari beberapa teman saya. Mungkin dari kalian ada
yang sependapat ataupun tidak. Entah pembaca di blog ini berada di usia berapa,
tapi saya sebagai orang kelahiran tahun 1997 merasakan hal itu nyata adanya di
kehidupan saya ataupun di kehidupan kalian juga. Bila kita terus mengamati
orang-orang, hal lucu dan unexpect akan terus bermunculan. Namun, sifat manusia
yang tidak akan pernah puas, selalu mau tahu dengan berbagai hal tidak akan
pernah tercukupi. Sama juga dengan halnya pertemanan ini, bila dicerna lebih
baik lagi, mungkin pemikiran seperti itu benar adanya. Ya, namanya juga hidup,
semua berubah. Hidup berdinamika, dinamis. Semua pasti akan berubah.
Kita
sebagai manusia hanya bisa berbuat semaksimal mungkin untuk terus berbuat baik.
Untuk kemudahan hidup di dunia dan akhirat. Karena, berbuat baik itu amal kan? Perspektif
orang lain dengan perbuatan baik itu berbeda-beda. Ada yang take it too seriously
atau ada yang bodo amat. Tapi, dengan terus menerus berbuat baik pasti ada hal
baik yang dituah mungkin salah satunya ke pertemanan. Kita juga tidak bisa
maksa bahwa orang itu harus menjadi teman kita, tapi sesuai dengan pemikiran
diatas, lama-lama pasti kita akan lelah untuk “fit” ke orang lain.
Itu
adalah pemikiran tentang pertemanan di usia 20an mungkin semakin kita dewasa,
bertambah umur menjadi 25, 30 dan semakin tua kita, kita tahu bahwa pertemanan
juga akan berubah. Namun, inilah social issue. Namanya juga issue, tidak akan
pernah selesai. Inilah hidup, diwarnai oleh manusia dengan segala macam
pemikiran, konflik, ide, mood, senang, sedih, tantangan dan segala macam sifat
yang mereka tuangkan yang menjadikan hidup ini bukan Cuma hitam ataupun putih.
Kalau
ngomongin hal pertemanan seperti ini, tidak akan pernah selesai dan pasti ada aja beragam jenis pertemanan di kehidupan ini. Life is complex right?. Selalu berubah-berubah
dan ujung-ujungnya kembali ke hal dan masalah yang sama. Sebagai manusia yang
punya akal dan perasaaan, yang harus kita lakukan adalah berbuat baik. Entah hal
itu akan dibalas dengan apa, tapi berbuat baik terutama ke orang-orang terdekat
kita menjadikan kita belajar bahwa hidup itu berproses. Hidup itu tidak
instant. Hidup itu seru. Hidup berwarna. Hidup itu menyenangkan. Dan yang
terpenting, hidup itu komunikasi. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, cara
kita bertahan hidup itu bukan Cuma makan dan minum, tapi berkomunikasi juga
cara kita untuk bertahan hidup.
Semoga lingkar pertemanan pembaca tidak akan putus dengan
teman-teman kalian. Punya teman juga jangan pilih-pilih, karena, kita gak akan
pernah tau, siapa orang pertama yang akan mendengarkan kita disaat senang
ataupun susah. Dan, menurut saya, teman akan terlihat bila orang tersebut
sedang merasa sulit. Siapa tahu, itu adalah teman ataupun sahabat yang dimana
orang itu adalah orang yang benar-benar peduli dengan kita 😃.
Comments
Post a Comment