Teman.

Halo teman-teman blogger!

Sudah lama ya saya tidak menulis.. ya saya rancang blog ini sesuai mood saya. Jadi maaf-maaf saja kalau kadang suka lama updatenya ataupun tata bahasanya masih belum enak dibaca ataupun sulit dipahami. Maklum, saya Cuma iseng-iseng menulis aja.. hehe 😃.


Anyway, kali ini saya mau cerita tentang pertemanan dan sahabat. Tapi sebelumnya, saya minta maaf kalau tulisan saya kali ini jadi ngelantur kemana-mana. Mungkin ada dari kalian bisa mengerti tentang tulisan ini. Tapi, kalau kalian merasa tidak nyaman, bisa meninggalkan blog ini.

Teman itu penting kan? Mungkin ada yang bilang kalau teman itu penting gak penting. Mungkin ada seseorang yang gak butuh teman di hidupnya karena merasa dengan dia hidup sendiri ataupun hidup berdampingan dengan orangtuanya pun sudah cukup bagi mereka. Berbeda dengan seseorang yang butuh teman karena mereka menganggap teman dapat mengerti kebutuhan mereka dan bisa sharing apapun dengan temannya karena mereka dapat mengerti apa yang kalian rasakan dan menganggap orang tua bukan pilihan utama mereka kalau sedang berkeluh kesah. Atau ada orang yang menganggap teman dan orang tua adalah kebutuhan hidup yang tidak dapat dipilih salah satu, keduanya harus ada kapanpun dan dimanapun.

Saya baru saja menonton beberapa teleseri luar dan dalam negeri. Temanya ada yang ,cinta drama dan crime. Maybe those of you know what kind of the teleseries is, right? inti dari cerita mereka adalah masalah pertemanan dan keluarga. Hal yang sangat dekat dengan kita. Kita setiap hari berada di dekat mereka. Kita setiap hari bersosialisasi dengan mereka. Ya, karena kita manusia, makhluk social. setidaknya kita harus bersosialisasi agar tetap hidup. Berkomunikasi adalah salah satu cara kita agar tetap hidup disamping dengan makan dan minum. That’s why we have to being socialize.

Saya termasuk orang yang menyukai hal-hal mengenai tentang social dan kehidupan, lebih tepatnya memaknai kehidupan. I like to know more about how people’s change and why. It’s kinda fun to explore more about it.

Teman-teman saya saat ini sedang berada di fase mereka sedang bergejolak. Bergejolak dalam hal apapun mungkin, termasuk saya. Setidaknya saya termasuk orang yang “normal” karena mengalami hal tersebut. Ada beberapa dari teman saya yang berbicara mengenai lingkar pertemanan mereka yang mulai bergejolak. Entah mengalami perubahan, ataupun perubahan prinsip sehingga menyebabkan mereka sudah tidak cocok lagi. Sampai-sampai walaupun kita berkomunikasi dengan banyak orang, kita hanya dapat membuka diri ke beberapa orang saja yang benar-benar kita percaya.

Tapi, saya pernah merasa hal tersebut adalah hal yang janggal. Karena, kenapa kita harus bercerita sampai-sampai membuat rahasia ke teman-teman sekitar kita padahal ya lingkup pertemanan kita itu-itu saja, jatuh kepada orang yang sama. Namun, semakin saya besar dan dewasa, saya mengerti, mereka punya rahasia dan hal-hal yang tidak sepantasnya diceritakan ke orang lain. Tapi, dulu saya menganggap hal tersebut adalah hal yang konyol karena mengapa mereka (teman-teman) harus membicarakan hal yang rahasia di depan orang lain yang justru akan memancing pembicaraan baru dan malah membuat rahasia mereka menjadi terkuak kemana-mana. Tapi ya lama-lama sayapun menyadari bahwa semua itu proses. Proses menuju dewasa dan proses menuju pribadi yang lebih baik lagi.

Saya punya beberapa thoughts dari teman-teman saya mengenai pertemanan. Saya akan menuliskan kepada pembaca mengenai tulisan tersebut

1. One of my bestfriend said, “aku gak perlu temen yang asik, gaul, seru, socmed pleasant. But, friend who wanna listen carefully to my whole story. And have the same way to think about that. In a good cynical way. Who can yell at my face and push me to be a better person. And don’t take it personal about the sarcastic words that we use. After all what I got? I got a new point of view to through the life better than before. Itu gunanya diskusi sama sahabat. Jangan Cuma selfie-selfie snapgram sana-sini just to share what we do. But actually they don’t share anything"
 
2. Just my random thoughts. Beberapa hari ini saya ketemu sama beberapa teman kuliah. Ngobrol sampai pagi. Dan focus pembicaraan kami adalah “real friend who will stand by u until now”. Kayaknya hal tersebut adalah big issues diantara kita. Atau mungkin kalian juga (?). entah hanya perasaan saya atau memang betulan iya. Diumur saya yang bukan lagi belasan, lingkar pertemanan saya semakin kecil. Bukan berarti saya/kita ansos. But time will reveal and filter all our friends sampai yang tersisa hanya dihitung dengan jari. Bukan berarti dengan lingkar pertemanan yang kecil, saya/anda merasa kesepian. Tapi, disinilah momen dimana kita sadar bahwa siapa yang ada untuk kita sejauh ini. Susah dan senang. And makes me/us wiser than before. Give the best appreciation for our bestfriend. Sometimes, temen yang berani kritik/bicara keras ke kita adalah orang yang paling peduli dibanding orang lain. Tapi, kebanyakan kita baper duluan dibanding mikir duluan. Sometimes we need to don’t give a damn about everything that makes us tired, makes us feel nobody else. Akan ada momen dimana mereka yang dulu merasa sudah punya lingkat teman lebih asik akan sadar teman yang baik bukan sekedar asik.

3. Friendsip in age 20’s be like; (a) entah kenapa ada sebuah periode ketika teman-teman berkurang, hanya beberapa yang bisa kamu pertahankan. Entah karena kesibukan, lantas hubungan merenggang atau kesalahpahaman kecil yang tidak dituntaskan dan berujung jarak yang semakin lebar. Bukan, bukan karena kamu tidak pandai me-maintain hubungan, tapi karena memang hidup berdinamika, orang berubah, semua berubah. Mungkin memang saat itulah kamu butuh orang-orang baru dalam hidupmu yang lebih cocok dengan kamu yang sekarang; (b) circle mengecil. Semakin tua kamu akan merasa lelah untuk mencoba fit dengan banyak orang, mengikuti mereka, mencoba hal-hal baru yang orang lain suka, wes ra kober. Lebih nyaman hidup jadi diri sendiri, dan akhirnya kita akan lebih banyak mencari yang sesuai dengan kita daripada bersusah payah menyesuaikan orang lain yang sebenarnya tidak cocok dengan kita; (c) ingin membangun intimasi lebih dalam ketika sudah menemukan orang-orang yang cocok. Mungkin disini kita sudah belajar menghargai kualitas daripada kuantitas. Berhubung dunia 20an, kita mulai dihadapkan pada realita bahwa sejatinya manusia itu beragam dan banyak dari mereka yang penuh tipu daya dan manipulative. Jadi ketika kita menemukan yang kita anggap baik diantara yang buruk, usaha untuk mempertahankannya akan semakin kuat; (d) dan terakhir entah hanya saya yang merasakan atau orang lain juga, tapi di usia ini hidup rasanya semakin individualis. Pada akhirnya, kita hanya bisa benar-benar percara pada diri sendiri, belajar jalan sendiri tanpa gandengan sama teman-teman. Kalau ada teman syukur kalau nggak yasudah. Hidup terus berjalan, yak an?

Ya, begitulah kira-kira thoughts dari beberapa teman saya. Mungkin dari kalian ada yang sependapat ataupun tidak. Entah pembaca di blog ini berada di usia berapa, tapi saya sebagai orang kelahiran tahun 1997 merasakan hal itu nyata adanya di kehidupan saya ataupun di kehidupan kalian juga. Bila kita terus mengamati orang-orang, hal lucu dan unexpect akan terus bermunculan. Namun, sifat manusia yang tidak akan pernah puas, selalu mau tahu dengan berbagai hal tidak akan pernah tercukupi. Sama juga dengan halnya pertemanan ini, bila dicerna lebih baik lagi, mungkin pemikiran seperti itu benar adanya. Ya, namanya juga hidup, semua berubah. Hidup berdinamika, dinamis. Semua pasti akan berubah.

Kita sebagai manusia hanya bisa berbuat semaksimal mungkin untuk terus berbuat baik. Untuk kemudahan hidup di dunia dan akhirat. Karena, berbuat baik itu amal kan? Perspektif orang lain dengan perbuatan baik itu berbeda-beda. Ada yang take it too seriously atau ada yang bodo amat. Tapi, dengan terus menerus berbuat baik pasti ada hal baik yang dituah mungkin salah satunya ke pertemanan. Kita juga tidak bisa maksa bahwa orang itu harus menjadi teman kita, tapi sesuai dengan pemikiran diatas, lama-lama pasti kita akan lelah untuk “fit” ke orang lain.

Itu adalah pemikiran tentang pertemanan di usia 20an mungkin semakin kita dewasa, bertambah umur menjadi 25, 30 dan semakin tua kita, kita tahu bahwa pertemanan juga akan berubah. Namun, inilah social issue. Namanya juga issue, tidak akan pernah selesai. Inilah hidup, diwarnai oleh manusia dengan segala macam pemikiran, konflik, ide, mood, senang, sedih, tantangan dan segala macam sifat yang mereka tuangkan yang menjadikan hidup ini bukan Cuma hitam ataupun putih.

Kalau ngomongin hal pertemanan seperti ini, tidak akan pernah selesai dan pasti ada aja beragam jenis pertemanan di kehidupan ini. Life is complex right?. Selalu berubah-berubah dan ujung-ujungnya kembali ke hal dan masalah yang sama. Sebagai manusia yang punya akal dan perasaaan, yang harus kita lakukan adalah berbuat baik. Entah hal itu akan dibalas dengan apa, tapi berbuat baik terutama ke orang-orang terdekat kita menjadikan kita belajar bahwa hidup itu berproses. Hidup itu tidak instant. Hidup itu seru. Hidup berwarna. Hidup itu menyenangkan. Dan yang terpenting, hidup itu komunikasi. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, cara kita bertahan hidup itu bukan Cuma makan dan minum, tapi berkomunikasi juga cara kita untuk bertahan hidup.

Semoga lingkar pertemanan pembaca tidak akan putus dengan teman-teman kalian. Punya teman juga jangan pilih-pilih, karena, kita gak akan pernah tau, siapa orang pertama yang akan mendengarkan kita disaat senang ataupun susah. Dan, menurut saya, teman akan terlihat bila orang tersebut sedang merasa sulit. Siapa tahu, itu adalah teman ataupun sahabat yang dimana orang itu adalah orang yang benar-benar peduli dengan kita 😃.

Comments

Popular posts from this blog

Pembangunan Pertanian Basis Ekonomi Indonesia

Secure

A World of Married Couple - Drama Review