Relation.
Maybe I was too agresive for a girl. Gue tidak bisa
ditinggalkan ketika tidak ada kejelasan didalamnya.
Jadi, gue ingin bercerita tentang bagaimana gue memulai
hubungan dengan seseorang. Sebenarnya hubungan kami belum sampai
ke tahap yang serius, karena masing-masing pihak belum ada pengakuan.
Gue gatau ini teori dari mana tapi gue percaya akan hal ini,
bahwa dalam sebuah hubungan, bukanlah kita take and give relation but give and
give. Memberi dan memberi. Jadi satu sama lain saling memberikan waktu dan
bahan yang memang enak untuk diskusi dan mungkin memberikan hal lain yang emang
bisa diberikan. Kalaupun memang hal itu tidak mungkin untuk terjadi, kita kan
masih punya cara gimana caranya agar itu terjadi. Memang, kesannya jadi maksa
tapi bila dari kalian berdua ada niat untuk memulai dan memperbaiki cara
komunikasi yang seharusnya seperti apa, gue yakin pasti hal itu bakalan bisa
kejadian. Lain halnya kalau ada salah satu pihak yang tidak ingin hal itu
terjadi. Pilihannya Cuma 2, stay or leave. If u choose to stay, u have to be
patient and think how ur relationship gonna works. But if u choose to leave,
the consequences is u gonna break your heart, your feeling, your trust but u
gonna be better soon and u will find another guy that can make a deal with it.
Mungkin, lelaki menganggap bahwa wanita yang berani untuk
memulai dan wanita yang berani dianggap sebagai wanita yang agresif. Padahal menurut
gue pribadi, apa salahnya kalau seseorang memulai lebih dahulu kalau tahu bahwa
akhirnya ada sesuatu yang ingin dicapai. Kenapa harus menunggu lebih lama
kalaupun memang dapat dimulai lebih awal. Menurut gue, semua hal itu pasti ada alasannya. Entah
rasional ataupun tidak, pasti semua hal terjadi dan ada alasannya. Lalu, ketika
gue dihadapkan dengan kondisi seperti ini, which is tidak jelas seperti apa. Memang gak semua hal perlu diungkapkan.
Latar belakang seorang manusia menurut gue penting. Apalagi menyangkut soal masa depan. Pendidikan itu penting kan? And one thing that probably u
want to know about me is, I like smart person. Gue suka orang yang pintar. Pintar
disini bukan pintar akademik melainkan pintar dalam berfikir dan mengambil
keputusan. Subjektif sih kalau dibilang gue suka pintar dalam hal apa, karena
selagi hal itu masuk akal dan orang itu bisa menggunakan otaknya dengan baik,
apa salahnya bila orang tersebut gue puji dengan sebutan pintar? Lalu, dengan
tidak menempuh pendidikan dan berkutat pada hal
yang memang bisa menambah keahlian softskill nya tapi kalau otaknya ngga diasah
ya menurut gue sama aja bohong. Karena, gue sekarang tahu otak orang yang
bersekolah dan orang yang tidak bersekolah. Beda sekali. Ditambah, dengan umur
20an seperti gue sekarang ini, sekolah adalah hal yang penting. Sangat penting.
Karena sekolah dapat merubah cara pandang kalian akan sesuatu bahkan akan semua
hal. Sedalam itu esensi sekolah bagi manusia, bagi otak manusia, bagi akal,
pikiran dan mental manusia.
Lelaki sebagai pemimpin setidaknya lebih pintar daripada perempuan. Lelaki harus bisa membawa hidupnya sendiri dan hidup orang lain bila dia sudah menikah. Berkaitan dengan latar belakang, pembawaan seorang laki-laki pasti dipengaruhi sama latar belakang kan? Tapi, ketika latar belakang beda sesuai dengan ekspektasi, gimana? The power of love itu memang ada. Tapi, kekuatan itu menurut gue bisa dijalankan apabila pihak laki-laki dan perempuan sama-sama ingin berjuang bersama dan bertekad untuk membuat hubungan ini berhasil. Kalau salah satu pihak sudah tidak ada idtikat untuk melanjutkannya, salah satu pihak akan bertahan dan lama kelamaan pihak tersebut akan gugur dengan sendirinya. Ya kalau ketika akan mengakhiri hubungan dari salah satu pihak berbicara ataupun mengatakan alasannya ingin pergi, kalau tidak? Kemungkinan yang akan terjadi adalah, salah satu pihak baik pihak yang meninggalkan ataupun pihak yang ditinggalkan bertahan akan perasaan masing-masing dan percaya bahwa pasti mereka akan kembali seperti dulu lagi. Padahal bila dipikir baik-baik, mungkin iya mungkin juga tidak. Tapi kebanyakan berakhir dengan kata tidak. Entah karena trauma ataupun merasa kalaupun di bangun kembali hubungan seperti dulu, akan terjadi kembali seperti yang dulu-dulu.
Comments
Post a Comment