hey.
hey.
it's been a while since my last post. anyway, how's there? hopefully ur doing good.
since my last posting, i want to give a little bit update abour my life. the thing that really change my life is, I FINALLY GRADUATE FROM COLLEGE!!!!
ya, akhirnya gue lulus dari Agribisnis Brawijaya dengan lama studi 4,5 tahun.
and actually, sebelum gue lulus, gue sempat mempertanyakan hal ini ke beberapa orang, termasuk orang tua. mungkin bagi teman-teman seangkatan gue, mereka sangat ingin untuk lulus cepat. bersyukurlah teman-teman yang bisa lulus cepat. entah 4 tahun kurang atau pas 4 tahun. kesempatan bagi kalian untuk explore lebih luas!
tapi, dengan kondisi gue yang mungkin sedikit berbeda dengan teman-teman sejawat gue lainnya, dimana rada sedikit impossible but possible (?) untuk lulus 4 tahun pas atau bahkan kurang. but, i nailed it in 4,5 years. bukan waktu yang lama mungkin bagi sebagian orang, tapi bukan waktu yang cepat juga buat sebagian orang.
tapi, kondisi tersebut membuat gue bertanya. sebenernya kenapa sih orang sekarang berlomba-lomba untuk cepat? apa yang istimewa kalau kalian cepat? apa itu bakalan ngerubah hidup kalian secara keseluruhan? apa kalian bakalan cepet dapet kerjaan? atau kalian sudah eneg dengan kehidupan kampus dan segala suka duka nya? ditambah dengan adanya sosial media, dimana orang-orang share everything about their. life, thoughts, hobby, or perhaps cuma untuk pamer. segalanya udah ga ada batasan di sosial media. and somehow at that moment, social media was like a punch that hit me so hard. dibilang jealous, iya. dibilang iri, iya. dibilang gak suka, yea sometimes. seeing someone update for their thesis is like a trap. and i fell over and over. kayak, di satu sisi sosial media digunakan untuk mencari hiburan, getting touch with people but sometimes it kills me. sampai akhirnya, gue mempertanyakan lagi, emang dengan mereka cepat lulus akan menjamin kalau mereka sukses?
then i told my mom. she said, memang lulus cepat itu bukan patokan orang-orang apakah mereka bisa ikutan sukses dengan cepat atau tidak. but, they utilize their time effectively. selagi bisa cepat, kenapa harus lambat?
ya bener juga sih, apa yang dikatakan beliau.
benefit yang diperoleh juga banyak khususnya bagi anak rantau (kayak gue). hemat biaya. hemat waktu. dan yang hemat umur. tapi, yang terpenting adalah, peluang untuk meraih kesempatan diluar dunia perkuliahan bakalan jauh lebih besar. entah itu bekerja, atau wirausaha, menikah, ngelanjutin S2. dan kesempatan itu ga ada salahnya untuk dijemput.
ya bener juga sih kata beliau soal itu. dan beliau bilang, justru kamu bisa menjadikan itu sebagai booster bagi kamu kalau kamu juga bisa kayak mereka.
iya gue bisa.
bisa gila. (pada waktu itu)
tapi, dengan kondisi gue yang pada waktu itu sedikit berbeda, gue tau ini ga akan mudah. gue tau, proses gue untuk menjadi sarjana tidak seperti teman-teman yang lain. jadi, yang bisa gue lakukan cuma menerima, ikhlas dan jalanin aja, tanpa ada ekspektasi apa-apa.
tapi, gue bersyukur sekali bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar lebih lebih lebih dari dosen pembimbing gue, serta prosesnya. gue sangat berterima kasih kepada orang jurusan kampus yang udah mempertemukan gue dengan dosen pembimbing gue. terima kasih, pak!
gue selama ini gak punya figur yang bisa gue kagumi kecuali orang tua dan keluarga. tapi, kali ini gue menemukan figur itu di dosen pembimbing gue. gue akui, pola pikir gue dan cara gue memandang suatu hal berbeda banget ketika sebelum skripsi sampe setelah skripsi, and i love it. totally. gue sangat berterima kasih atas segala masukan serta proses yang selama ini gue jalani.
toh, pada akhirnya itu semua berbuah manis kok, dan gue memetik itu dengan sangat sangat bahagia dan puas. dan manfaat yang gue terima bahkan lebih besar ekspektasi orang lain yang punya asumsi lain tentang dosen gue. mungkin karena mereka gatau seperti apa dan gue beruntung bisa tau beliau seperti apa and i'm glad become one of the student.
dan pada akhirnya, pertanyaan cepat atau tidak itu, menurut gue, tergantung bagaimana orang itu memandang aja kok. it depends on each perspective. mungkin pada waktu itu, gue sedang emosi karena melihat update temen-temen yang seperti itu. gue yang punya proses lebih lambat dibanding yang lain. tapi, sekarang gue udah melewati itu dan menurut gue, gue juga ga ketinggalan-ketinggalan banget kok.
semua rezeki sudah di atur. mungkin itu rezeki mereka untuk bisa lulus cepat, dan gue juga ada rezekinya sendiri. jadi, yang bisa dipelajari adalah, itu semua ada prosesnya. dan gak semua proses orang itu sama dan gak ada makna nya juga untuk membandingkan punya kita sendiri dengan punya orang lain, karena itu semua gak ada guna nya. semuanya punya proses masing-masing dan kita gak perlu iri akan hal itu. karena, pasti kita semua akan mencapai ke titik akhir kok, entah bagaimana prosesnya ya.
tapi, bukan berarti kita semua akan mencapai ke titik akhir itu, kita malah jadinya diam aja dan berharap semuanya akan berjalan ya. perlu juga diiringi dengan usaha dan doa. karena, ya percuma aja kalau cuma ngarep tapi gak usaha. sama hal nya kayak lo laper tapi gak ada usaha untuk masak atau mencari makan. trus lo berharap akan kenyang, ya gak gitu bambang. semuanya perlu usaha juga. yang penting ikhtiar dan jangan patah semangat. kalau patah semangat, ya u have to find a way gimana caranya bisa semangat lagi. bikin target terkadang perlu to keep us sane and spirit. jadi apa yang kita inginkan tercapai.
untuk semua pejuang skripsi atau yang lagi patah semangat, bingung, galau. semua udah ada yang atur dan kalian gak perlu khawatir. semua udah ada jalannya. semangat yok semangat!!!
dan sekarang, sebagai seorang dengan status (sudah) bukan pelajar, ya..gue cuma bisa berdoa aja supaya supervisor gue sehat-sehat terus baik beliau dan keluarganya dan diberikan kemudahan serta kelancaran dalam segala urusan, selalu. pelajaran yang pernah gue alami, ga akan gue lupakan dan ini berharga, banget.
Terima kasih, Ibu <3
Comments
Post a Comment