social distancing

Source by : Verywellmind.com

well, hello semuanya para pembaca!
gimana nih kabar kalian?
btw, sekarang sudah masuk hari ke-lima puasa tahun 2020, so selamat berpuasa bagi yang menjalankan!
semoga puasanya lancar sampai akhir ramadhan nanti, aamiiin.

well, bulan ramadhan tahun ini mungkin sangat berbeda bagi orang-orang di dunia ini.
gak bisa taraweh, gak ngabuburit sambil cari takjil di jalanan, bahkan mungkin tidak solat ied.
kenapa gue bilang dunia? karena sekarang lagi masa-masa pandemi.
well, karena gue sudah sangat lama tidak update di blog ini, i'll speaking what happend this time.

sejak awal tahun 2020, di China lebih tepatnya di Kota Wuhan, mulai ada virus yang namanya virus corona.
awalnya itu cuma terjadi di kota tersebut dan di China. but as time goes by, lama-lama virus itu menyebar sampai jadi pandemic atau wabah yang dialami oleh satu dunia.
bahkan di Kota Wuhan sendiri, ketika awal-awal virus ini terkena oleh manusia, manusia sampai tumbang  berjatuhan kyk mati massal, serem banget pokoknya.

efek yang ditimbulkan kalau kita kena virus ini mirip-mirip sama pneumonia, tapi, untuk lebih jelasnya kalian bisa cari tau sendiri tentang virus itu.
virus ini masih tergolong baru, karena baru ditemukan ketika Desember 2019.
yang awalnya cuma kejadian di kota tersebut, lama kelamaan virus ini jadi menyebar ke seluruh dunia dan penyebarannya sangat cepat.

sampai sekarang pun, yaitu April 2020, hampir seluruh negara di dunia selalu ada kasus baru orang-orang yang terkena virus corona dan WHO pun sudah menetapkan kalau virus ini sebagai pandemi.
sehingga, dianjurkan oleh untuk melakukan social distancing atau physical distancing.
jadi, orang-orang disarankan (bahkan ditegaskan) untuk melakukan aktivitas #dirumahaja untuk memperlambat penyebaran virus dengan menjaga jarak antar manusia biar aktivitas kontak bisa ditekan.
karena, virus ini penyebarannya melalui droplet dari mulut, entah karena batuk atau bersin.
dan virus itu bisa terjangkit apabila droplet tersebut terkena tangan dan area wajah, sehingga disarankan untuk tidak memegang area wajah terutama mata, hidung dan mulut karena virusnya bisa masuk lewat situ.
dan karena ada imbauan untuk #dirumahaja, hampir seluruh dunia ini ngebahas soal corona yang setiap hari selalu ada perkembangannya.
kayak, gak mungkin banget setiap hari ada ga ada update tentang virus corona.

oke, sekian dulu intronya biar gak kepanjangan, karena gue tidak akan membahas virus itu lebih lanjut karena itu bukan main topic of this post. inti dari post ini lebih ke personal experience yang gue alami dari adanya virus ini.

lalu, bagaimana tanggapan gue dan apa yang gue rasakan akibat dari efek virus ini?

sebenernya, gue sendiri menganggap virus ini membawa hal positif dan negatif. positifnya adalah, mungkin virus ini diberikan ke kita karena dunia ini butuh istirahat. ya, dunia.
kenapa?
IMO, beberapa tahun belakangan, orang-orang bekerja dan hidup seakan-akan gak ada waktu untuk istirahat dan gak ada batasnya. entah karena memang kebutuhan kerja atau emang karena permintaan yang tinggi, jadi ada trade off yang dikorbankan, yaitu waktu.
dengan adanya virus ini, orang-orang bekerja dari rumah dan hampir menghabiskan seluruh waktu mereka di rumah aja, yang dimana, dunia ini bisa "beristirahat" dari apa yang udah dilakukan manusia selama ini, which for me a bit forcing.
yang paling ketara adalah udara.
kualitas udara jadi makin baik, seger, langit jadi lebih cerah, dan jarak pandang jadi lebih pendek.
kalau dulu, langit penuh polusi dan jarak pandang jauh.

tapi, ada juga hal negatifnya, salah satunya mobilitas jadi terbatas, karena himbauan untuk social distancing.
orang-orang jadi gak bisa kemana-kemana karena harus dirumah dan jadi sulit untuk ketemu dengan orang-orang.
gue sendiri, sudah tidak keluar sekitar 42 hari semenjak ada himbauan untuk stay di rumah.
bosen? pasti ada.
bohong banget kalau gue gak bosen dan bingung musti gimana. bahkan juga hampir gak betah di rumah terus. but for the sake of us, harus di rumah.
gue paling banter ke luar rumah buat beli makan (ketika masih di Malang dan bertahan cuma 7 hari karena gue langsung balik Jakarta pas akhir Maret) dan buang sampah. that's it.
gue bahkan tidak ke supermarket atau sekedar jalan-jalan untuk olahraga karena memang...males. wkwkwk.

gue mungkin memang orangnya betah di rumah, jadi gue nyaman dan senang aja meskipun di rumah aja.
bosen nya gue adalah ketika gak ada aktivitas yang ngebuat gue harus bergerak. misalkan, gue cuma di kamar doang, gak ngapa2in. itu pasti bikin gue bosen dan gak ngelakuin hal-hal yang bisa gue aktif.
maka dari itu, gue mencari kesibukan, entah dengan apply kerja, bersih-bersih rumah, masak, olahraga, berjemur, menulis, membaca, ya segala aktivitas yang bisa killing my time biar gue gak berasa bosan.

tapi, gue juga pernah mengalami titik dimana gue ngerasa benar-benar gak tau harus apa karena pada waktu itu belum ada panggilan interview kerja lagi.
emang, di masa-masa seperti sekarang untuk jobseeker kayak gue, semua kegiatan interview dilakukan secara online. sempet resah kayak buka email hampir setiap waktu dan pada titik itu, gue akhirnya mikir, how i through out this condition?
sampai akhirnya, gue memutuskan untuk belajar hal baru, kayak belajar bahasa Mandarin.

sebenernya, gue ke trigger temen gue sendiri untuk belajar bahasa Mandarin. karena, kebutuhan dunia kerja saat ini ada yang mengharuskan untuk bisa bahasa Mandarin (but not for all company).
dan, dengan trend tersebut, hal yang bisa gue lakukan adalah mengukuti.
so, gue memutuskan untuk belajar hal baru biar gue gak bosen, gak overthinking dan ada distraksi dengan situasi yang gue alami.
gue juga jadi enjoy karena belajar hal baru dan gak ngerasa kepaksa untuk belajar hanya karena trend.

dan, karena social distancing juga, komunikasi dengan orang-orang pun jadi pindah ke platform online, entah dengan video call, telponan atau chat.
gue sendiri pernah, hampir hampa (cailah wkwk) karena gue hanya berkomunikasi dengan orang-orang rumah, which boring.
sampai akhirnya, gue video call dengan teman-teman gue and it feels so nice!
karena, akhirnya ada orang lain yang bisa gue ajak bicara selain orang rumah.
kayak semacam recharge energi dan mood karena akhirnya bisa ngobrol sama orang lain although ga ketemu sama orangnya.
kayak ada semacam kebahagiaan tersendiri daripada komunikasi lewat text ya, apalagi di masa-masa sekarang ini. semacam precious gitu (wkwk lebay ye gw).
tapi ya, itu personal experience gue ajasih and i just want to share with you, guys.
please talk to others while it lasts and as long as you can.

gue sendiri, tadi malam baru aja video call dengan teman-teman kos gue dulu di Malang. mungkin juga karena gue udah lama gak ngobrol sama orang lain kaliya, kayak ngerasa happy banget gitu bisa ngobrol sama mereka, apalagi di situasi kayak sekarang.
gue merasa, gue jadi jauh lebih happy dan ngerasa lebih "hidup" (wkwk) dengan ngobrol dengan orang lain.

jadi, hikmahnya adalah, dengan semua yang terjadi sekarang ini, lebih baik diambil hal positifnya. toh, kita ngelakuin hal ini untuk kebaikan bersama juga, jadi, kalau kalian ngerasa bosan atau jenuh karena harus stay di rumah, masih banyak orang-orang diluar sana terutama tenaga medis yang gak bisa pulang karena mereka harus ngurusin orang-orang yang sakit, terlebih karena virus ini. mereka harus pake APD berjam-jam dan harus fokus terus. mungkin juga gak sempet makan atau mungkin kalau ke toilet juga susah, jadi, hargailah perjuangan mereka dengan stay dirumah aja.
kalaupun kalian butuh orang untuk diajak bicara biar kalian tetap waras, gak ada salahnya untuk menghubungi orang-orang terdekat biar kodrat sebagai makhluk sosial tetap terjaga.

sekian dari gue. selamat berpuasa and stay safe everyone!

Comments

Popular posts from this blog

Pembangunan Pertanian Basis Ekonomi Indonesia

Secure

Support System