10 Desember 2021.

 Hey!

Sudah setahun ya gw meninggalkan jejak di blog ini. Blog yang kadang gw anggap ada dan tiada wkwk. Anyway, how's you're going? I am good, cuma agak gatel aja nih tenggorokan. Emang, cuaca lately suka gak jelas, jadi better to keep healthy and stay safe everyone!

Hm.. hanya sekedar ingin menyapa aja, biar gak mati-mati banget blog ini. Blog about shitpost buat gw ngebacot kalo lagi gabut, atau lagi niat untuk "bercerita". Anyway, sudah hampir 2 tahun we've been live in this pandemic situation, dan varian baru lainnya which Omicorn katanya mulai terjangkit di beberapa negara (meskipun penderitanya gak drastis naik kyk si Delta ye..). But still, pandemic is still pandemic and we've getting used to live juga. 

Life update about me? Hm.. i've become another person from the past kayaknya? wkwkwk, no idea juga am i change for the better or become the version of me, but different 😏. Iseng ajasih sebenernya, malem ini iseng-iseng buka blog, dan ternyata ada juga yang baca blog gw hahaha (meskipun ga banyak yeu πŸ˜›), but that's okay, bukan sesuatu yang gw harapkan untuk rame juga..

Oh ya, pengalaman menarik yang bisa gw ceritakan adalah, gw baru aja ke bioskop lagi setelah kurang lebih 2 tahun ga ke bioskop? Film pertama yang gw tonton lagi setelah sekian purnama adalah "Seperti Dendam, Rindu Harus Di Bayar Tuntas". That was a great movie, dan membawa warna baru ke perfilman Indonesia ya. U guys NEED to watch, because kalo ketinggalan sayang banget abisnya. Aksi laga, romansa, drama, yang di pack ke dalam waktu 90 menitan, di eksekusi dengan apik dan membawa kita ke perspektif baru. Kalo penasaran gimana film nya, bisa nonton trailer nya dulu, atau kalo mau nonton review-review film yang bertebaran di Youtube juga bisa hihihi, tapi itu kalo rela kena spoiler sih 😝

So, pengalaman yang gw rasakan setelah sekian lama tidak ke bioskop, dan ke bioskop lagi adalah, gw norak. Wakakakak, iya norak πŸ₯². Karena, gw sebelumnya hobi banget ke bioskop, dan ada kali sebulan bisa 3x ke bioskop. Rajin bukan? Tapi, karena adanya pandemi ini, mendorong diri gw untuk lebih memilih untuk gak ke bioskop, dan kalau di kerumunan atau tempat tertutup kayak bioskop dalam jangka waktu yang lama, gw bisa berfikir 1000x supaya gak kesana. 

Noraknya gw adalah karena udah lama banget gak nonton di layar segede di bioskop, dan mendengar suara yang literally lantang, keras, kencang, dan jernih di satu tempat tertutup. Asli, gw ketika dengerin sound "all.... around.... you..." itu gw rasanya kayak, anjir kenceng banget sih?!! 🀣πŸ₯². Tapi, setelah dari situ, gw jadi terbiasa lagi dengan suasana bioskop yang emang dicipatakan seperti itu. Lucu ajasih ngeliat gw yang ibaratnya dulu sangat maniak banget sama film dan ke bioskop, eh sekarang ketika balik lagi malah jadinya ga terbiasa 🀣🀣

Terus kenapa kok ke bioskop lagi?

Well, sebenarnya alasannya cuma satu. Karena, film Seperti Dendam adalah film yang gak akan tayang lama di layar-layar bioskop, dan juga mungkin kalau untuk menemukan jalur streaming di kemudian hari, bakalan susah juga. Bener aja dugaan gw. Ketika hari ini bertepatan 8 hari film ini rilis, yang mana umurnya masih seumur jagung, tapi porsi layar dia kelelep sama film-film lain yang lebih menjual daripada ini. Film ini juga bisa dibilang niche, dan bukan buat semua orang juga. Karena, latar belakang waktu yang diangkat pada film itu, dan bagaimana film itu disajikan kembali membawa kita ke nuansa 80an yang mana kualitas filmnya yang pake bahasa Indonesia baku, gambarnya banyak grainingnya, dan ibaratnya no sensor juga. But overall, this movie ableto capture what was like movie in 80s. Seru sih!

Terus, karena aturan PPKM di Jakarta juga diperlonggar ya. Karena kapasitas bioskop udah bisa menampung 75%, dan juga udah bisa pilih bangku untuk berdua, jadi apa salahnya untuk di coba gitu kan. Untungnya, gw nonton film itu ketika hari pertama rilis, di jam pertama tayang juga. Jadi gak banyak orang yang nonton (dan sepi), dan juga harga tiket lebih terjangkau wqwq. Maklum ye tsay, anaknya ga mau rugi 🀣. Enaknya juga ketika nonton di hari pertama itu, sepi banget. Bayangin aja gw kemarin nonton berdua sama pacar gw, cuma isi 10 orangan satu teater, bahkan kurang. Kayaknya sekitaran 8-9 orangan. Which, itu keuntungan juga buat gw karena situasi sepi, jadi gausah takut untuk berkerumun sama orang-orang. Terus juga, rules di dalam bioskopnya juga lebih ketat, dan kita diharuskan untuk taat prokes juga, jadinya kemungkinan kontak dengan orang jadi lebih kecil juga. Di dalam teater, juga kita semua diwajibkan untuk pakai masker (kecuali kalau makan). Jadinya, bisa nonton dengan aman deh. Ada promo cashback 50% juga kalo bayar pake Gopay, jadinya lebih hemat kalo nonton wqwq.

Selain itu, pemilihan lokasi bioskop juga penting sih. Waktu gw nonton, itu di Hollywood dan emang sepi banget bioskopnya. Karena siang dan hari kerja juga ya, jadinya ketolong sepi. Tapi, dengan pemilihan teater yang sepi juga, itu membantu banget untuk mengurangi kontak dengan orang-orang. Pokoknya mah, di jaga aja prokes nya biar tetap aman semuanya.

Hm.. gitu ajasih sesi curhat gw kali ini. Udah larut malam juga (ketika gw nulis ini). Boleh sesekali di coba kalo mau nonton bioskop lagi. Lagian sekarang udah masuk Christmas session which buanyak banget film-film bagus buat nonton di bioskop. Selamat mencoba~

Comments

Popular posts from this blog

Pembangunan Pertanian Basis Ekonomi Indonesia

Secure

Support System