365/365

Hi.

Ketika gw menulis ini, tercatat tanggal 31 Desember 2021 pukul 23.16. Mungkin ketika gw posting ini, akan ada di tanggal 1 Januari 2022, entah jam berapa, mungkin tengah malam šŸ™‚

Seperti orang kebanyakan, gw ingin melakukan recap atas apa yang terjadi di tahun 2021 ini.

Well, gw awali dengan awal sampai dengan pertengahan tahun ini, dimana gw merasakan secara hidup yang levelnya ada di tahap yang belum gw pernah alami sebelumnya, yaitu dunia kerja. Dunia kerja, dunia professional yang dimana gw berhadapan dengan orang-orang baru yang secara pengalaman jauh jauh lebih berpengalaman di atas gw. Sedangkan gw sendiri adalah fresh graduate yang baru banget merasakan dunia kerja ini seperti apa.

Tahun ini bener-bener ngebuka mata dan pikiran gw banget yang mana gw jadi berfikiran jauh jauh lebih terbuka dan lebih dewasa juga. Secara tolok ukur mungkin gw gabisa jelaskan secara harafiah, tapi yang bisa gw rasakan adalah, sesederhana ketika gw menanggapi satu hal atau permasalahan yang jelas berbeda dari gw yang sebelumnya. Entah gw berfikir lebih kritis, atau gw mulai menyadari bahwa gw sendiri mulai menyantumkan idealis nya gw, atau nilai yang menurut gw penting yang seharusnya ada di orang lain, tapi mereka gak punya.

Sesederhana ketika ada orang lain, atau teman yang mungkin mereka lakukan adalah benar, tapi gw belum tentu menganggap hal itu adalah benar. Se simple ketika temen-temen gue gak berfikiran secara realistis melainkan masih idealisnya mereka banget, atau bahkan bertahan di zona nyaman mereka.

Bukan berarti gw sombong karena gw bisa berfikir lebih logis daripada mereka, hanya saja apa yang ada di kepala gw sudah mulai bisa membenarkan mana yang salah, dan mana yang benar. Gak melulu gw mementingkan ego gw, atau idealisnya gw lagi. Tapi, gw mulai berfikir lebih dewasa yang mana hal ini adalah suatu hal yang buat gw pribadi, membuat gw bisa lebih nyaman di zona nyaman gw tanpa menyakiti siapapun. Kenapa? Karena, gw jadi bisa memilih apakah hal ini sesuai atau tidak dengan gw, dan mau diapain kedepannya.

Gw juga mulai bisa membedakan role, entah untuk di professional, dalam hal pertemanan, sampai dengan ke keluarga. Yang mana, setiap peran yang ada di situ, gw harus menyesuaikan diri dan bersikap sebagaimana mestinya, tentu dengan sikap yang sopan nan santun tentunya. Mungkin hal ini kedengeran cape ya bagi orang-orang, tapi buat gw pribadi, gak melulu orang lain bisa ngikutin apa yang kita mau, melainkan we have to follow them. Supaya, sama-sama enak juga.

2021, dimana gw mengalami hal-hal yang secara mental merusak gw, dan gw berhasil bangkit. Dimana, gw belajar untuk lebih professional dalam bersikap, dan dalam bertindak. Hal-hal itu gw dapat dari dunia professional yang mana gw belajar buanyak banget hal, entah secara pekerjaan, dan juga attitude. Dimana semua hal-hal yang gw ceritakan di atas itu berkembang dan tumbuh, hingga akhirnya bisa sampai jadi seperti sekarang. Hal yang sangat gw syukuri selain karena secara tanggung jawab sudah gw selesaikan, dan juga secara moral membuat gw menjadi pribadi yang lebih dewasa.

Itu hal yang menurut gw sangat berpengaruh ke hal-hal lainnya, terutama dalam bersikap. Mungkin macam turning point kaliya makanya gw ngerasa hal tersebut merupakan game changer yang ada di hidup gue?

2021 juga menjadi tahun dimana gw bisa achieve hal-hal yang belum bisa gw penuhi sebelumnya secara materi, macam bisa renov kamar, bisa beli sepeda motor, beli laptop (meskipun ditambahin juga yeu), jalan-jalan, beli barang-barang yang gw sebelumnya gak bisa afford, makan makanan enak, punya depostio, dan hal-hal duniawi lainnya wqwq. Tentunya hal itu gak bakalan bisa gw raih kalau gw gak kerja. So hal tersebut adalah pencapaian pada tahun ini yang secara materi bisa gw raih. Tentunya, gw berterima kasih karena gw sudah bekerja keras di tahun ini dan bisa meraih hal-hal tersebut.

Tahun ini, gw juga merasakan akibat dari bekerja yang terlalu keras dan belum bisa secara professional dalam bersikap. Alibinya adalah, tahun ini gw dapet pekerjaan pertama secara professional, dan.... i will say, iya bener. Gw gak menyangkal kalau gw terlalu in depth secara emosi dan perasaan, yang malah jadinya ngebikin gw kena mental. Macam, di bawa ke hati banget lah apa yang ada di dunia kerjaan tuh. Entah gw yang terlalu naif atau emang gw belum bisa menempatkan diri secara role pada saat itu.

Pertengahan tahun ini adalah hal terberat yang gw alami. Gw mengalami stress berat dan muncul kecemasan yang menurut gw diluar dari batas wajar. Gw sampai psikomatis, yang mana hal itu gapernah gw alami sebelumnya. Ketika gw berusaha melawan, yang ada gw malah stress dan bikin performance kerja jadi gak maksimal. Jujur, gw sampai susah untuk keluar dari zona itu, karena selain karena kontrak kerja dengan perusahaan gw yang lama, gw juga bingung gw harus berbuat apa. Disatu sisi gw harus bekerja, tapi hati dan pikiran gw udh gak konsen untuk kerja. Gw selalu gak bersemangat, dan capek banget rasanya. Capek yang mana, gw sampai gak sanggup untuk ngapa-ngapain, dan bahkan gw sendiri gak sanggup untuk mengurusi diri gw sendiri karena stress kerja. Mau resign, tapi gw gak bisa mengambil keputusan itu. 

Well, kalau diliat, plus dan minus nya seimbang ya. Ketika berpenghasilan, tapi secara batin gak nyaman. Dan juga, hal yang membuat gw menjadi stress kerja adalah lingkungan kerja nya yang gak bisa gw tolerir dalam jangka panjang. Gw tau kalau gw kerja terus disitu, yang ada gw malah gak fokus, dan membuat pekerjaan itu sendiri jadi berantakan. Yang ada, gw bunuh diri kalo terus-terusan disitu šŸ„²Sampai akhirnya gw melepaskan tanggungan itu dengan keterangan, gw berhasil untuk menyelesaikan program kerja selama 1 tahun. Akhirnya bisa merasakan entengnya dunia untuk sesaat wkwkwkšŸ„²šŸ˜Œ

Stress itu berkelanjutan sampai dengan 1 bulan pasca gw resign. Gw bener-bener bingung dan gak tau gimana cara gw mengatasi hal itu. Sampai akhirnya gw memutuskan untuk ke psikolog demi menceritakan stress kerja yang gw alami. Akhirnya ketemu solusi yaitu  olahraga. Hal yang sebelumnya rutin gw lakukan, tapi semenjak korona has spreading, gw vakum. Turns out, olahraga bisa menjadi cara untuk healing yang mana itu bener-bener berpengaruh ke pengaturan emosi gw, dimana gw bisa menjadi lebih tenang dan bisa melepaskan uneg-uneg gw. Endorphin dose terpenuhi kayaknya ya? šŸ¤£

Setelah dari situ, gw juga memutuskan untuk istirahat sejenak dari hal-hal yang berkaitan dengan kerja. Butuh waktu juga untuk memulihkan hal-hal yang membuat gw stress (dan mungkin trauma) untuk bekerja kembali. Hingga ketika bulan Oktober, gw memutuskan untuk mulai benerin CV, cari-cari kerja lagi, bangkit lagi. Ketika dihadapi pun, gak seserem yang gw kira juga. Emang intinya adalah, we have to process apa yang kita hadapi, dan cari cara untuk move on. Bukan mencari distraksi, tapi bagaimana kita menghadapi dari emosi itu. Sebuah pelajaran yang bisa gw ambil dari psikolog ketika gw konsultasi, yaitu bagaimana kita menghadapi dari emosi ini, dan berdamai dengan itu. Ketika dihadapkan dengan hal yang sama di kemudian hari, hal-hal seperti itu bisa dihadapi dengan baik. Itu salah satu point penting mungkin di tahun 2021 kemarin. Setelah dari situ pun, gw jadi lebih enteng untuk menghadapi hal-hal serupa, dan bisa lebih chill.

2021, gw juga bertemu dengan laki-laki yang mendukung semua hal yang gw lalui di atas. Perdana. Dia juga orang yang secara perdana membawa gw ke hal-hal pendewasaan lainnya, terutama untuk menghargai orang, berfikir, bersikap, dan lainnya yang terlalu banyak jika gw sebutkan semua. Gw sangat bersyukur sampai saat ini gw dipertemukan dengan dia, orang yang bener-bener bisa secara dewasa menghadapi gw, lebih stabil secara emosi, dan juga mengajari gw banyak hal, terlebih untuk mencintai seseorang.

Cheesy banget ye? wkwkwk, tapi itulah yang terjadi. Gw bisa jadi memahami diri gw lebih baik berkat bantuan dia, gw bisa lebih paham untuk menghadapi masalah karna bantuan dia juga, berfikir lebih terbuka berkat dia juga, dan masih banyak hal lainnya. Entah gimana jadinya kalau gw gak ketemu sama dia, apakah gw bisa menjadi diri gw yg seperti sekarang atau engga. Semakin lama gw kenal sama dia, semakin nyaman rasanya. Hal-hal yang bisa membuat gw jatuh cinta, dengan cara yang gw gak gw duga sebelumnya, at its finest.

He is also the person yang menjadikan turning point gw di tahun 2021 menjadi lebih lebih istimewa. Through ups and down, a lot, he is always on my side. Kalau gw sebutkan lagi, nanti dia geer lagi wqwq, gak deng. Pokok, he's awesome, and i love him šŸ˜ Salah satu hal yang paling gw syukuri di tahun ini.

Wish untuk 2022, i hope i can be better, always the better. Dikelilingi oleh orang-orang baik, dihindarkan dari hal-hal buruk, diberikan perlindungan, kesehatan, dan rasa syukur. Tidak ada yang perlu disesali di tahun lalu, melainkan pelajaran. Let's go on an adventure, 2022!


Cheers! šŸ„‚

Comments

Popular posts from this blog

Pembangunan Pertanian Basis Ekonomi Indonesia

Secure

Support System